Wednesday, August 5, 2015

CARA PENGOBATAN DIARE

Dapur Kita | 9:19 AM | | | | | | | | | Be the first to comment!
Tujuan terapi pada pengobatan diare adalah untuk mengatur diet,mencegah, mencegah pengeluaran air berlebihan, elektrolit dan gangguan asam basa, menyembuhkan gejala, mengatasi penyebab diare, dan mengatur gangguan sekunder yang menyebabkan diare.

PENDEKATAN UMUM
Pengaturan diet merupakan perioritas utama untuk pengobatan diare. Klinisi merekomendasikan untuk menghentikan makanan padat selama 24 jam menghindari produk-produk yang mengandung susu. Apabila terjadi mual dan muntah tingkat sedang, diberikan diet residu rendah yang mudah dicerna selama 24 jam. Jika terjadi muntah dan tidak dapat dikontrol dengan pemberian antiemetik, tidak ada yang diberikan melalui mulut. Pemberian diet makanan lunak dimulai seiring adanya penurunan gerakan usus. Pemberian makanan sebaiknya diteruskan pada anak-anak dengan diare akibat bakteri akut. Rehidrasi dan perbaikan air serta elektrolit adalah perawatan primer sampai diare berakhir. Apabila muntah dan dehidrasi tidak parah, pemberian makanan enteral merupakan metode yang terpilih.

OBAT DIARE
Obat yang digunakan dalam pengobatan diare dikelompokkanmenjadi beberapa kategori yaitu antimotilitas, adsorben, antisekresi, antibiotik, enzim, dan mikroflora usus.
Antimotilitas  : difenoksilat, difenoxin, loperamid, paregoric, tinctur opium
Adsorben       : koalin pektin, polikarbofil, attapulgit
Antisekresi     : bismut subsalisilat, enzim (laktase), lactobatilus

Opiat dan turunan opium menunda transit isi intraluminal atau meningkatkan kapasitas saluran cerna, memperpanjang waktu kontak dan absorpsi. Keterbatasan penggunaan opiat adalah potensi terjadinya adiksi dan memperburuk penyakit pada diare yang disebabkan oleh infeksi.

Loperamid serring direkomendasikan untuk terapi diare akut dan kronik
Adsorben seperti koalin dan pektin digunakan untuk meredakan gejala, tetapi kerjanya tidak spesifik sehingga dapat mengasorbsi nutrisi , toksin, obat, dan getah pencernaan. Pemberian bersama dengan obat lain, akan mengurangi bioavalibilitasnya.

Bismut subsalisilat sering diguanakan untuk pengobatan atau pencegahan diare dan memiliki efek antisekresi, antiinflamasi dan antibakteri.

Sediaan lactobacillus merupakan pengobatan kontroversial yang diharapkan dapat mengganti koloni mikroflora. Hal ini diduga dapat mengganti koloni mikroflora. Hal ini diduga dapat mengembalikan fungsi usus dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen. Diet produk susu yang mengandung laktosa 200-400 gram atau dekstrin, efektif dalam rekolonisasi mikroflora.

Obat-obat antikolinergik seperti atropin, dapat menghambat vagal tone dan memperpanjang waktu transit saluran cerna.

Antibiotik dapat menyembuhkan diare apabila organisme penyebabnya peka terhadap antibiotik tersebut, tetapi infeksi diare sangat terbatas dan diobati dengan terapi pendukung.
Oktreotida, suatu analog oktapeptid sintetik dari somatostatin yang diresepkan untuk pengobatan gejala tumor karsinoid dan tumor sekresi VIP. Oktreopeptid menghambat pelepasan serotonin dan peptida aktif lain serta efektif dalam mengontrol diare. Interval dosis untuk penanganan diare yang disertai tumor karsinoid adalah 100-600 µg/hari dalam 2-4 dosis terbagi secara subkutan.

PENILAIAN DERAJAT DEHIDRASI PENDERITA DIARE
Penilaian
Tanpa Dehidrasi
Dehidrasi Ringan
Dehidrasi berat
Keadaan umum
Baik
Gelisah/rewel
Lesu/tak sadar
Mata
Normal
Cekung
Sangat cekung
Air mata
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Mulut, lidah
Basah
Kering
Sangat kering
Rasa haus
Minum biasa
Sangat haus
Malas, tidak bisa minum
Kekenyalan kulit
Normal
Kembali lambat
Kembali sangat lamabat
terapi
Rencana A
Rencana B
Rencana B

ORALIT
Komposisi oralit 200
Glukosa nahidrat                              4 g
Natrium Klorida                           0,7  g
Natrium sitrat dihidrat                   0,58 g
Kalium klorida                               0,3 g
Serbuk dilarutkan dalam 200mL air atau 1 (satu) gelas air matang hangat.

Takaran pemakaian oralit pada diare
Umur
< 1 tahun
1-4 tahun
5-12 tahun
dewasa
Tidak ada dehidrasi
Setiap kali BAB beri oralit
Terapi A mencegah dehidrasi
100 mL (0,5 gelas)
200 mL (1 gelas)
300 mL (1,5 gelas)
400 mL (2 gelas)
Dengan dehidrasi
3 jam pertama beri oralit
Terapi B
300 mL (1,5 gelas)
600 mL (3 gelas)
1,2 L (6 gelas)
2,4 L (12 gelas)

Selanjutnya setiap BAB beri oralit
Mengatasi dehidrasi
100 mL (0,5 gelas)
200 mL (1 gelas)
300 mL (1,5 gelas)
400 mL (2 gelas)
Read more ...

MENGENAL GEJALA DIARE

Dapur Kita | 9:08 AM | | | | | | 1 Comment so far
Diare adalah frekuensi liquiditas buang air besar (BAB)yang tidak normal. Frekuensi dan konsistensi BAB bervariasi dalam dan antar individu. Sebagai contoh, beberapa individu defekasi tiga kali sehari, sedangkan yang lainnya dua atau tiga kali seminggu.
Diare terjadi karna adanya ketidakseimbangan absorpsi dan sekresi air&elektrolit.
Terdapat 4 mekanisme patofisiologis yang mengganggu keseimbangan air dan elektrolit yang mengakibatkan terjadinya diare, yaitu:
1.       Perubahan transport ion aktif yang disebabkan oleh penurunan absorbsi natrium atau peningkatan sekresi klorida.
2.       Perubahan motilitas usus
3.       Perubahan osmolaritas luminal
4.       Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan
Diare dikelompokkan menjadi akut dan kronik. Umumnya episode diare akut hilang dalam 72 jam sedangkan diare kronik melibatkan serangan yang lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang. Penderita diare akut umumnya mengeluhkan gejala yang tidak terduga dari buang air besar yang encer, gas-gas dalam perut, rasa tidak enak, kram, nyeri dan bunyi pada perut. Pada diare kronik ditemukan adanya penyakit sebelumnya, penurunan berat badan dan nafsu makan.
Diare dapat disebabkan oleh beberapa senyawa termasuk obat. Obat-obat penyebab diare adalah laksatif, antasid yang mengandung magnesium, antineoplastik, auranolin, antibiotik (klindamisin, tetrasiklin, sulfonamid, dan beberapa antibiotik spektrum luas), anti hipertensi (reserpin, guanetidin, metildopa, guanabenz, guanadrel), kolinergik (betanecol, neostigmin), senyawa yang mempengaruhi jantung (kuinidin, digitalis, digoxin), obat anti inflamasi non steroid, prostaglandin dan kolkisin.
Pada diare, pemeriksaan fisik abdomen dapat mendeteksi hiperperistaltik dengan borborygmi (bunyi pada lambung). Pemeriksaan rektal dapat mendeteksi massa atau kemungkinan fecal impaction, penyebab utama diare pada usia lanjut.
Pemeriksaan turgor kulit dan tingkat keberadaan saliva oral berguna dalam memperkirakan status cairan tubuh. Jika terdapat hipotensi, takikardia,denyut lemah, diduga terjadi dehidrasi. Adanya demam mengindikasikan adanya infeksi.

Untuk diare yang tidak dapat dijelaskan, terutama pada situasi kronik, dapat dilakukan pemeriksaan parasit dan ova pada feses, darah, mukus dan lemak. Selain itu juga dapat diperiksa osmolaritas feses, PH, dan elektrolit.
Read more ...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Search

Powered by Blogger.

Blogroll

About