Diare adalah frekuensi liquiditas buang air besar (BAB)yang tidak
normal. Frekuensi dan konsistensi BAB bervariasi dalam dan antar individu.
Sebagai contoh, beberapa individu defekasi tiga kali sehari, sedangkan yang
lainnya dua atau tiga kali seminggu.
Diare terjadi karna adanya ketidakseimbangan absorpsi dan sekresi
air&elektrolit.
Terdapat 4 mekanisme patofisiologis yang mengganggu keseimbangan air
dan elektrolit yang mengakibatkan terjadinya diare, yaitu:
1.
Perubahan transport ion aktif yang disebabkan
oleh penurunan absorbsi natrium atau peningkatan sekresi klorida.
2. Perubahan
motilitas usus
3. Perubahan
osmolaritas luminal
4.
Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan
Diare dikelompokkan menjadi akut dan kronik. Umumnya episode diare
akut hilang dalam 72 jam sedangkan diare kronik melibatkan serangan yang lebih
sering selama 2-3 periode yang lebih panjang. Penderita diare akut umumnya
mengeluhkan gejala yang tidak terduga dari buang air besar yang encer, gas-gas
dalam perut, rasa tidak enak, kram, nyeri dan bunyi pada perut. Pada diare
kronik ditemukan adanya penyakit sebelumnya, penurunan berat badan dan nafsu
makan.
Diare dapat disebabkan oleh beberapa senyawa termasuk obat. Obat-obat
penyebab diare adalah laksatif, antasid yang mengandung magnesium, antineoplastik,
auranolin, antibiotik (klindamisin, tetrasiklin, sulfonamid, dan beberapa
antibiotik spektrum luas), anti hipertensi (reserpin, guanetidin, metildopa,
guanabenz, guanadrel), kolinergik (betanecol, neostigmin), senyawa yang
mempengaruhi jantung (kuinidin, digitalis, digoxin), obat anti inflamasi non
steroid, prostaglandin dan kolkisin.
Pada diare, pemeriksaan fisik abdomen dapat mendeteksi
hiperperistaltik dengan borborygmi (bunyi pada lambung). Pemeriksaan rektal
dapat mendeteksi massa atau kemungkinan fecal
impaction, penyebab utama diare pada usia lanjut.
Pemeriksaan turgor kulit dan tingkat keberadaan saliva oral berguna
dalam memperkirakan status cairan tubuh. Jika terdapat hipotensi,
takikardia,denyut lemah, diduga terjadi dehidrasi. Adanya demam mengindikasikan
adanya infeksi.
Untuk diare yang tidak dapat dijelaskan, terutama pada situasi kronik,
dapat dilakukan pemeriksaan parasit dan ova pada feses, darah, mukus dan lemak.
Selain itu juga dapat diperiksa osmolaritas feses, PH, dan elektrolit.
artikelnya bagus, informasi yang disampaikan lewat artikel ini sangat membantu. silahkan cek web kami untuk Jasa Konsultan Ipal
ReplyDelete