Saturday, September 5, 2015

DEFINISI; TUJUAN, TUGAS DAN FUNGSI; SERTA PERUNDANGAN YANG BERLAKU DI RUMAH SAKIT

Dapur Kita | 6:55 AM | | | | | | | | | 1 Comment so far

Defenisi Rumah Sakit
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Berdasarkan Permenkes No. 147 tahun 2010 tentang Perijinan Rumah Sakit adalah :
-   Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
-      Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
-    Rumah Sakit Khusus adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya.
-   Rumah Sakit Publik adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan Hukum yang bersifat nirlaba. 
-    Rumah Sakit Privat adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero.

Tujuan Rumah Sakit
Tujuan Rumah Sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit adalah:
1.    Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
2.   Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.
3.   Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.
4.   Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit

Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.

Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah :
a.    Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan seuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b.    Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c.    Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatn.
d.   Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang kesehatan
Dalam upaya menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum menyelenggarakan kegiatan :
a. Pelayanan medis
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan
c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis
d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan
f. Administrasi umum dan keuangan

Perundangan yang Berlaku di Rumah Sakit
-        Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
-        Undang-Undang Rumah Sakit, Permenkes No. 159 b/1988 tentang Rumah Sakit 
-    Surat edaran Dirjen Pelayanan Medik No. YM.01.04.3.5.2504 tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.





Read more ...

DEFINISI; TUJUAN, TUGAS DAN FUNGSI; SERTA PERUNDANGAN YANG BERLAKU DI RUMAH SAKIT

Dapur Kita | 6:54 AM | | | | | | | | | 2 Comments so far

Defenisi Rumah Sakit
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Berdasarkan Permenkes No. 147 tahun 2010 tentang Perijinan Rumah Sakit adalah :
-   Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
-      Rumah Sakit Umum adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
-    Rumah Sakit Khusus adalah Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis penyakit atau kekhususan lainnya.
-   Rumah Sakit Publik adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Badan Hukum yang bersifat nirlaba. 
-    Rumah Sakit Privat adalah Rumah Sakit yang dikelola oleh badan hukum dengan tujuan profit yang berbentuk perseroan terbatas atau persero.

Tujuan Rumah Sakit
Tujuan Rumah Sakit menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit adalah:
1.    Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
2.   Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di rumah sakit.
3.   Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan rumah sakit.
4.   Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat, sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit

Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Tugas rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta pelaksanaan upaya rujukan.

Menurut undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit, fungsi rumah sakit adalah :
a.    Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan seuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b.    Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
c.    Penyelenggaaan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatn.
d.   Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan etika ilmu pengetahan bidang kesehatan
Dalam upaya menyelenggarakan fungsinya, maka Rumah Sakit umum menyelenggarakan kegiatan :
a. Pelayanan medis
b. Pelayanan dan asuhan keperawatan
c. Pelayanan penunjang medis dan nonmedis
d. Pelayanan kesehatan kemasyarakatan dan rujukan
e. Pendidikan, penelitian dan pengembangan
f. Administrasi umum dan keuangan

Perundangan yang Berlaku di Rumah Sakit
-        Undang-undang Republik Indonesia nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit
-        Undang-Undang Rumah Sakit, Permenkes No. 159 b/1988 tentang Rumah Sakit 
-    Surat edaran Dirjen Pelayanan Medik No. YM.01.04.3.5.2504 tentang Pedoman Hak dan Kewajiban Pasien, Dokter dan Rumah Sakit.





Read more ...

Wednesday, August 5, 2015

CARA PENGOBATAN DIARE

Dapur Kita | 9:19 AM | | | | | | | | | Be the first to comment!
Tujuan terapi pada pengobatan diare adalah untuk mengatur diet,mencegah, mencegah pengeluaran air berlebihan, elektrolit dan gangguan asam basa, menyembuhkan gejala, mengatasi penyebab diare, dan mengatur gangguan sekunder yang menyebabkan diare.

PENDEKATAN UMUM
Pengaturan diet merupakan perioritas utama untuk pengobatan diare. Klinisi merekomendasikan untuk menghentikan makanan padat selama 24 jam menghindari produk-produk yang mengandung susu. Apabila terjadi mual dan muntah tingkat sedang, diberikan diet residu rendah yang mudah dicerna selama 24 jam. Jika terjadi muntah dan tidak dapat dikontrol dengan pemberian antiemetik, tidak ada yang diberikan melalui mulut. Pemberian diet makanan lunak dimulai seiring adanya penurunan gerakan usus. Pemberian makanan sebaiknya diteruskan pada anak-anak dengan diare akibat bakteri akut. Rehidrasi dan perbaikan air serta elektrolit adalah perawatan primer sampai diare berakhir. Apabila muntah dan dehidrasi tidak parah, pemberian makanan enteral merupakan metode yang terpilih.

OBAT DIARE
Obat yang digunakan dalam pengobatan diare dikelompokkanmenjadi beberapa kategori yaitu antimotilitas, adsorben, antisekresi, antibiotik, enzim, dan mikroflora usus.
Antimotilitas  : difenoksilat, difenoxin, loperamid, paregoric, tinctur opium
Adsorben       : koalin pektin, polikarbofil, attapulgit
Antisekresi     : bismut subsalisilat, enzim (laktase), lactobatilus

Opiat dan turunan opium menunda transit isi intraluminal atau meningkatkan kapasitas saluran cerna, memperpanjang waktu kontak dan absorpsi. Keterbatasan penggunaan opiat adalah potensi terjadinya adiksi dan memperburuk penyakit pada diare yang disebabkan oleh infeksi.

Loperamid serring direkomendasikan untuk terapi diare akut dan kronik
Adsorben seperti koalin dan pektin digunakan untuk meredakan gejala, tetapi kerjanya tidak spesifik sehingga dapat mengasorbsi nutrisi , toksin, obat, dan getah pencernaan. Pemberian bersama dengan obat lain, akan mengurangi bioavalibilitasnya.

Bismut subsalisilat sering diguanakan untuk pengobatan atau pencegahan diare dan memiliki efek antisekresi, antiinflamasi dan antibakteri.

Sediaan lactobacillus merupakan pengobatan kontroversial yang diharapkan dapat mengganti koloni mikroflora. Hal ini diduga dapat mengganti koloni mikroflora. Hal ini diduga dapat mengembalikan fungsi usus dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen. Diet produk susu yang mengandung laktosa 200-400 gram atau dekstrin, efektif dalam rekolonisasi mikroflora.

Obat-obat antikolinergik seperti atropin, dapat menghambat vagal tone dan memperpanjang waktu transit saluran cerna.

Antibiotik dapat menyembuhkan diare apabila organisme penyebabnya peka terhadap antibiotik tersebut, tetapi infeksi diare sangat terbatas dan diobati dengan terapi pendukung.
Oktreotida, suatu analog oktapeptid sintetik dari somatostatin yang diresepkan untuk pengobatan gejala tumor karsinoid dan tumor sekresi VIP. Oktreopeptid menghambat pelepasan serotonin dan peptida aktif lain serta efektif dalam mengontrol diare. Interval dosis untuk penanganan diare yang disertai tumor karsinoid adalah 100-600 µg/hari dalam 2-4 dosis terbagi secara subkutan.

PENILAIAN DERAJAT DEHIDRASI PENDERITA DIARE
Penilaian
Tanpa Dehidrasi
Dehidrasi Ringan
Dehidrasi berat
Keadaan umum
Baik
Gelisah/rewel
Lesu/tak sadar
Mata
Normal
Cekung
Sangat cekung
Air mata
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Mulut, lidah
Basah
Kering
Sangat kering
Rasa haus
Minum biasa
Sangat haus
Malas, tidak bisa minum
Kekenyalan kulit
Normal
Kembali lambat
Kembali sangat lamabat
terapi
Rencana A
Rencana B
Rencana B

ORALIT
Komposisi oralit 200
Glukosa nahidrat                              4 g
Natrium Klorida                           0,7  g
Natrium sitrat dihidrat                   0,58 g
Kalium klorida                               0,3 g
Serbuk dilarutkan dalam 200mL air atau 1 (satu) gelas air matang hangat.

Takaran pemakaian oralit pada diare
Umur
< 1 tahun
1-4 tahun
5-12 tahun
dewasa
Tidak ada dehidrasi
Setiap kali BAB beri oralit
Terapi A mencegah dehidrasi
100 mL (0,5 gelas)
200 mL (1 gelas)
300 mL (1,5 gelas)
400 mL (2 gelas)
Dengan dehidrasi
3 jam pertama beri oralit
Terapi B
300 mL (1,5 gelas)
600 mL (3 gelas)
1,2 L (6 gelas)
2,4 L (12 gelas)

Selanjutnya setiap BAB beri oralit
Mengatasi dehidrasi
100 mL (0,5 gelas)
200 mL (1 gelas)
300 mL (1,5 gelas)
400 mL (2 gelas)
Read more ...

MENGENAL GEJALA DIARE

Dapur Kita | 9:08 AM | | | | | | 1 Comment so far
Diare adalah frekuensi liquiditas buang air besar (BAB)yang tidak normal. Frekuensi dan konsistensi BAB bervariasi dalam dan antar individu. Sebagai contoh, beberapa individu defekasi tiga kali sehari, sedangkan yang lainnya dua atau tiga kali seminggu.
Diare terjadi karna adanya ketidakseimbangan absorpsi dan sekresi air&elektrolit.
Terdapat 4 mekanisme patofisiologis yang mengganggu keseimbangan air dan elektrolit yang mengakibatkan terjadinya diare, yaitu:
1.       Perubahan transport ion aktif yang disebabkan oleh penurunan absorbsi natrium atau peningkatan sekresi klorida.
2.       Perubahan motilitas usus
3.       Perubahan osmolaritas luminal
4.       Peningkatan tekanan hidrostatik jaringan
Diare dikelompokkan menjadi akut dan kronik. Umumnya episode diare akut hilang dalam 72 jam sedangkan diare kronik melibatkan serangan yang lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang. Penderita diare akut umumnya mengeluhkan gejala yang tidak terduga dari buang air besar yang encer, gas-gas dalam perut, rasa tidak enak, kram, nyeri dan bunyi pada perut. Pada diare kronik ditemukan adanya penyakit sebelumnya, penurunan berat badan dan nafsu makan.
Diare dapat disebabkan oleh beberapa senyawa termasuk obat. Obat-obat penyebab diare adalah laksatif, antasid yang mengandung magnesium, antineoplastik, auranolin, antibiotik (klindamisin, tetrasiklin, sulfonamid, dan beberapa antibiotik spektrum luas), anti hipertensi (reserpin, guanetidin, metildopa, guanabenz, guanadrel), kolinergik (betanecol, neostigmin), senyawa yang mempengaruhi jantung (kuinidin, digitalis, digoxin), obat anti inflamasi non steroid, prostaglandin dan kolkisin.
Pada diare, pemeriksaan fisik abdomen dapat mendeteksi hiperperistaltik dengan borborygmi (bunyi pada lambung). Pemeriksaan rektal dapat mendeteksi massa atau kemungkinan fecal impaction, penyebab utama diare pada usia lanjut.
Pemeriksaan turgor kulit dan tingkat keberadaan saliva oral berguna dalam memperkirakan status cairan tubuh. Jika terdapat hipotensi, takikardia,denyut lemah, diduga terjadi dehidrasi. Adanya demam mengindikasikan adanya infeksi.

Untuk diare yang tidak dapat dijelaskan, terutama pada situasi kronik, dapat dilakukan pemeriksaan parasit dan ova pada feses, darah, mukus dan lemak. Selain itu juga dapat diperiksa osmolaritas feses, PH, dan elektrolit.
Read more ...

Saturday, July 11, 2015

LUKA

Dapur Kita | 9:07 AM | | | | | | | | Be the first to comment!

Hasil gambar untuk luka ringan

Luka didefenisikan sebagai kerusakan pada kulit akibat cedera, pembedahan, atau trauma fisik. Semua faktor penyebab ini  mengakibatkan terganggunya integritas kulit sehingga mempermudah masuknya mikroorganisme ke dalam jaringan tubuh. Karena adany kerusakan pada kulit dan terpaparnya jaringan tubuh terhadap udara bebas, maka bakteri dapat masuk ke dalam jaringan tubuh dan selanjutnya menimbulkan infeksi. Beberapa faktor yang dapat  meningkatkan faktor infeksi meliputi : jarak waktu antara terjadinya luka dengan pemberian terapi, adanya benda asing pada luka, lokasi luka, cedera yang mengenai jaringan yang lebih dalam (seperti : otot atau tulang), adanya jaringan mati, faktor internal seperti usia, medis dan status gizi pasien.

Read more ...

Friday, July 3, 2015

KETOMBE

Dapur Kita | 12:05 AM | | | | | | | Be the first to comment!
Ketombe muncul karena kondisi metabolik alami yang ditandai dengan adanya serpihan-serpihan sel-sel kulit mati dalam jumlah berlebihan di kulit kepala. Serpihan-serpihan ketombe ini berwarna perak keabu-abuan, dan terlepas sepenuhnya dari kulit kepala atau baru terlepas setelah dilakukan penyisiran rambut. Kondisi ini dapat disertai rasa gatal (akibat kondisi kulit kepala yang terlalu kering). Ketombe biasanya terjadi di seluruh bagian kepala yang ditumbuhi rambut, kecuali bagian yang mengalami kebotakan. Jadi, ketombe tidak sama dengan dermatitis seboroik yang biasanya ditandai dengan serpihan-serpihan (menyerupai ketombe) berwarna kekuningan, berminyak, dan kulit kepala berwarna kemerahan (meradang). Pada dermatitis seboroik proses penggantian sel-sel kulit terjadi lebih cepat dua kali lipat dibandingkan dengan kondisi normal dan ini berhubungan dengan suatu organisme sejenis ragi, yaitu Malassezia furfur, yang mengakibatkan pembengkakan pada kulit kepala. 
Read more ...

Thursday, July 2, 2015

TIPS MENGATASI ALERGI PADA BAYI

Dapur Kita | 9:58 PM | | | | | | | | Be the first to comment!
1.Berikan ASI pada bayi sekurang-kurangnya 6 bulan karena ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi dan jarang sekali menyebabkan reaksi alergi. Selama menyusui, ibu seharusnya menghindari atau mengurangi konsumsi makanan-makanan yang dapat menimbulkan reaksi alergi (alergenik) seperti susu, ikan, kacang-kacangan

2.Untuk anak yan memiliki riwayat keluarga alergi sebaiknya jangan diberikan dulu makanan alergenik hingga ia mencapai usia tertentu.

Contoh:
- Susu sapi dan makanan yang terbuat atau berasal dari susu sapi (usia 12 bulan ke atas)
- Telur dan makanan yang mengandung telur (usia 24 bulan ke atas)
- Kacang-kacangan (usia 36 bulan ke atas)
- Ikan dan kerang-kerangan (usia 36 bulan ke atas)

3.Sedapat mungkin hindari allergen, ini merupakan cara terbaik menghindari alergi.

Contoh
- Hentikan konsumsi obat penyebab alergi
- Menempatkan binatang peliharaan di luar rumah
- Memasang alat penyaring udara
- Tidak memberikan makanan yang berpotensi menimbulkan alegi pada bayi

4.Jaga agar rumah tidak dimasuki oleh serangga dan tikus. Kecoa diduga sebagai pemicu asma pada anak-anak yang hidup di tempat kumuh. Metode yang dianjurkan untuk mengatasinya adalah dengan membersihkan saluran air dan pipa , menjaga rumah agar tetap bersih serta menjaga penyimpanan makanan agar.

5.Tingkatkan kebersihan udara dalam rumah dengan cara mengurangi factor-faktor yang dapat mencemari udara seperti asap rokok.

6.Hindari pemaparan terhadap jamur dan lumut, yang biasanya didapatkan pada gudang, tempat penampungan air, dll. Selain itu pastikan kebersihan gorden, karpet, tempat sampah dan sebagainya tetap terjaga

Read more ...
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Search

Powered by Blogger.

Blogroll

About